Minggu, 31 Mei 2020

Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS 16



Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS
setelah anda membuat isntrumen berupa angket dengan skala likert ( bagi yang membuat skripsi model seperti ini pasti udah paham ya ) terlebih dahulu data angket anda setelah dilakukan penelitian harus di uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum anda melakukan uji prasyarat. uji ini harus dilakukan untuk menguji apakah angket kita memamng valid/reliabel sebelum diujikan ke sampel asli.
Untuk skripsi saya menggunakan populasi 155, dan saya ambil sampel 101 orang berdasarkan monogram harry king. Oleh sebab itu sebelum angket instrumen saya ujikan ke 101 sampel itu, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan mengambil sampel 30 , dan diujikan ke populasi yang sekelas/ mirip dengan yang akan kita ujikan nantinya. fungsinya untuk mengetahui seberapa besar kevalidan angket itu, dan berapa butir yang nantinya akan gugur/ dihilangkan berdasarkan hasil uji validitas dengan SPSS.
A. UJI VALIDITAS
Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap  instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal).
Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:
  1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
  2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
  3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts).Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total.
Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi yang tinggi.
Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Validitas eksternal ini dilakukan dengan ujicoba kuesioner tersebut pada populasi yang mempunyai kriteria serupa disarankan sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal), setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.
Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.
CARA MENGHITUNG UJI VALIDITAS
terlebih dahulu data 30 sampel tadi di tabulasi ke microsoft excell. sebagai contoh saya akan menguji validitas Y. dalam hal ini Y adalah variabel terikat minat melanjutkan studi perguruan tinggi.
Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Realibilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS
data yang sudah di tabulasikan ke excell tersebut di copy semua baik dari data dan jumlahnya ke dalam SPSS, pada contoh di atas angket untuk minat ada 23 nomer, dan 30 responden sebagai sampel ,tentunya anda harus menginstal dulu program spss. contoh pada gambar di atas yang saya watermark www.devamelodica.com di copy ke dalam spss. hasil di spss seperti berikut :
Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Realibilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS 2
Lalu, ikuti langkah berikut :
1. klik analize —–> corelate ————-> bivariate, ( masukkan semua seperti pada gambar berikut )
uji validitas
Lalu muncul seperti ini
uji validitas 2
Nah masukkan semua variabel yang ada dikotak kiri ke kanan, maka akan seperti gambar di atas lalu klik OK.
hasilnya adalah tabel angka2 uji validitas, nah lalu bagaimana kita membacanya?
Untuk uji validitas yang saya gunakan dengan menggunakan uji factor/ R kritis sesuai dengan teori di buku Sugiyono, tentunya para pembuat skripsi tidak asing dengan buku yang satu ini. SYARAT YANG DI GUNAKAN ADALAH PEARSON CORRELATION LEBIH BESAR DARI R KRITIS 0,3, JIKA KURANG DARI 0,3 MAKA POIN ISNTRUMEN YANG R CORRELATIONNYA KURANG DARI 0,3 KITA ANGGAP GUGUR/ TIDAK DIPAKAI. lalu pada bagian Output spss setelah di klik OK adalah bagian bawah sendiri yang kita bandingkan seperti pada tabel output spss sebagai berikut.
Ad
uji validitas 4
nah nilai pada kotak orange di atas adalah hasil yang akan kita bandingkan dengan 0,3 . dari kiri ke kanan sebanyak 23 item maka kita jadikan tabel sebagai berikut :
Tabel rangkuman hasil uji validitas variabel Minat melanjutkan studi
No. Soal
r Hitung
Syarat
Keterangan
1
0.714
> 0.300
Item soal valid
2
0.419
> 0.300
Item soal valid
3
0.690
> 0.300
Item soal valid
4
0.534
> 0.300
Item soal valid
5
0684
> 0.300
Item soal valid
6
0.698
> 0.300
Item soal valid
7
0.486
> 0.300
Item soal valid
8
0.670
> 0.300
Item soal valid
9
0.047
< 0.300
Item soal tidak valid
10
0.147
< 0.300
Item soal tidak valid
11
0.760
> 0.300
Item soal valid
12
0.724
> 0.300
Item soal valid
13
0.637
> 0.300
Item soal valid
14
0.729
> 0.300
Item soal valid
15
0.419
> 0.300
Item soal valid
16
0.725
> 0.300
Item soal valid
17
0.625
> 0.300
Item soal valid
18
0.410
> 0.300
Item soal valid
19
0.668
> 0.300
Item soal valid
20
0.488
> 0.300
Item soal valid
21
0.529
> 0.300
Item soal valid
22
0.744
> 0.300
Item soal valid
23
0.416
> 0.300
Item soal valid
24
1,000
> 0.300
Item soal valid
Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS
maka pada instrumen nomer 9 dan 10 kita nyatakan sebagai item yang tidak valid/gugur. karena nilainya kurang dari 0,3. Artinya angket yang akan kita gunakan untuk meneliti sampel asli sebesar 101 adalah menjadi 21 item dari item pra uji validitas sebanyak 23 item, item nomer 9 dan 10 kita buang / gugur karena item itu tidak valid.
Hal serupa dilakukan untuk variabel yang lain dengan cara yang sama untuk menentukan kevalidan item instrumen tersebut. Setelah semua item dilakukan uji Validitas maka kita lanjut ke Uji realibilitas.
B. UJI REliaBILITAS
Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.
Penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Adapun Croanbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
rumus
(Purwanto, 2002:193)
Keterangan:
ri= Reliabilitas instrumen
n     = jumlah butir pertanyaan
si2 = varians butir
st2 = varians total
Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.
CARA MENGHITUNGNYA adalah :
1. buka spss,,,lalu copy data tabulasi dari excell ( yang gugur dan jumlah total tidak usah di masukkan ) lalu pastekan pada spss seperti langkah pada uji validitas, lalu ikuti langkah ini Scale ————> realibilitas analist
uji realibilitas
nah item 9 dan 10 pada uji validitas sudah gugur, dan item 24 adalah item jumlah tidak usah dimasukkan, lalu klik OK. maka akan muncu output hasil spssnya sebagai berikut :
uji realibilitas 2
Nah lalu yang mana yang akan kita hitung? yaitu pada bagian Cronbachs Alpha .915 artinya 0,915, Untuk variabel lain juga dilakukan hal yang sama, maka bisa dijadikan tabel sebagai berikut :
apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.
hasil Uji Realibilitas Hubungan Antara Fasilitas Belajar dan Komunitas Teman Sebaya Dengan Minat Melanjutkan Studi Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII  SMK Muhammadiyah 3 Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012
No.
Variabel
Hasil Uji
Keterangan
1.
Fasilitas Belajar (X2)
0.941
Baik / reliable
2.
Komunitas Teman Sebaya (X3)
0.798
Diterima / reliable
3.
Minat Melanjutkan Studi (Y)
0.915
Baik / reliable

Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan berdasarkan tingkat keterhandalan, sehingga didapat tingkat keterhandalan untuk instrumen variabel tingkat pendpatan orang tua dan komunitas teman sebaya dalam kategori diterima yaitu kurang dari 0.800, variabel fasilitas fasilitas belajar dan minat melanjutkan studi dalam kategori baik yaitu lebih besar dari 0.800.
Setelah dilakukan uji tersebut, maka angket isntrumen yang sudah valid bisa kita lanjutkan ke proses pengambilan data ke SAMPEL ASLI 101 responden ( sampel skripsi saya ) lalu kita lakukan tabulasi lagi ke MS excell untuk selanjutnya kita uji prasyarat yang akan saya terangkan setelah ini. uji prasyarat yang pertama adalah UJI NORMALITAS

Jumat, 31 Mei 2013

Sistematika Penulisan Proposal Secara Umum



Bagi Anda yang ingin membuat proposal sendiri dari nol, berikut kami sistematika penulisan proposal secara umum yang dapat digunakan untuk tujuan apa saja, dan dapat Anda modifikasi sesuai tujuan.
1. Pendahuluan
  • Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
  • Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari(nyata)
  • Point-point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.
2. Dasar Pemikiran
  • Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain
  • Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No sekian
3. Tujuan
  • Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
  • Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
Contoh :
  • Memperoleh kader-kader KMHDI
  • Memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI
4. Tema
  • Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut
5. Jenis Kegiatan
  • Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih dari satu,
  • Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan, penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
  • Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh :
  • Target acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing diantaranya, memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar yang Buku Pedoman Kaderisasi Jilid I KMHDI, dan setiap pelatih tersebut memiliki nilai rata-rata diatas 7 (dengan range 10) dalam setiap materi pelatihan.
7. Sasaran/Peserta
  • Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau lebih kenal dengan peserta)
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
  • Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan kegiatan tersebut.
9. Anggaran Dana
  • Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri
10. Susunan Panitia
  • Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang penting-penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
  • Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun sebelumnya
  • Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
  • Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
  • Ditutup dengan lembar pengesahan proposal
  • Terakhir, diikuti dengan lampiran
Sumber: http://pustaka-ebook.com/contoh-proposal/
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :